Minggu, 18 Desember 2011

kunci nada " Armada - Pemilik Hati "

Chord Armada Pemilik Hati

[intro] C F 2x

C
lihat ku disini
F
kau buatku menangis
               Dm
kuingin menyerah 
               G
tapi tak menyerah
              Dm
mencoba lupakan 
               G
tapi ku bertahan


[chorus]         
         C       G          Am
kau terindah kan slalu terindah
    G      Dm             G
aku bisa apa tuk memilikimu
          C      G           Am
kau terindah kan slalu terindah
      G      Dm                  G
harus bagaimana ku mengungkapkannya
Dm          G   C
kau pemilik hatiku

[int] C F

C
mungkin lewat mimpi 
F
kubisa tuk memberi
               Dm
ku ingin bahagia
               G
tapi tak bahagia
               Dm
ku ingin dicinta
              G 
tapi tak dicinta

[chorus]         
         C       G          Am
kau terindah kan slalu terindah
    G      Dm             G
aku bisa apa tuk memilikimu
          C      G           Am
kau terindah kan slalu terindah
      G      Dm                  G
harus bagaimana ku mengungkapkannya
Dm          G   C
kau pemilik hatiku

[solo] F G Em A
       F G

[chorus]         
         C       G          Am
kau terindah kan slalu terindah
    G      Dm             G
aku bisa apa tuk memilikimu
          C      G           Am
kau terindah kan slalu terindah
      G      Dm                  G
harus bagaimana ku mengungkapkannya
Em A
hoooo ooo oo
Dm          G   Am G
kau pemilik hatiku
Dm          
kau pemilik hati
Em          A
kau pemilik hati
Dm          G   C
kau pemilik hatiku



Yulian ^_^

Sabtu, 17 Desember 2011

Kunci nada gitar part 1


































- Yulian ^_^ -

chord " Saat Terakhir by ST12 "

Chord ST12 Saat terakhir
Author : Chord Frenzy


[intro] D A Bm F#m G D A

       D             A
Tak pernah terpikir olehku
      Bm          F#m
Tak sedikitpun ku bayangkan
     G                 D         A
Kau akan pergi tinggalkan kusendiri

    D           A
Begitu sulit kubayangkan
    Bm          F#m
Begitu sakit ku rasakan
     G                D           A
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

              G 
Di bawah batu nisan kini
         A
Kau tlah sandarkan
             D  A/C#   Bm
Kasih sayang kamu begitu dalam
               G
sungguh ku tak sanggup
    A                  D
Ini terjadi krna ku sangat cinta

[chorus]
            G               A
Inilah saat terakhirku melihat kamu
          D    A/C#   Bm
Jatuh air mataku menangis pilu
           G        E
Hanya mampu ucapkan
              A
Selamat jalan kasih

           D          A/C#
Satu jam saja kutelah bisa 
       Bm                  G
cintai kamu kamu kamu di hatiku
          D          A
Namun bagiku melupaknmu 
          G           A
buth waktuku seumur hidup

           D            A/C#
Satu jam saja kutelah bisa 
           Bm     G
sayangi kamu di hatiku
          D          A
Namun bagiku melupaknmu 
            G          A
butuh waktuku seumur hidup 

[interlude] G Bm Em F# Bm A-G Em A

- Yulian ^_^ -

Jumat, 16 Desember 2011

TIPS “PACARAN YANG ISLAMI”

TIPS “PACARAN YANG ISLAMI”

1. Jangan berduaan dengan pacar di tempat sepi, kecuali ditemani mahram dari sang wanita (jadi bertiga)

“Janganlah seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali bersama mahromnya…”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341, Lihat Mausu’ah Al Manahi Asy Syari’ah 2/102]

“Tidaklah seorang lelaki bersepi-sepian (berduaan) dengan seorang perempuan melainkan setan yang ketiganya“ (HSR.Tirmidzi)

2. Jangan pergi dengan pacar lebih dari sehari semalam kecuali si wanita ditemani mahramnya

“Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian sehari semalam tidak bersama mahromnya.” [HR Bukhori: 1088, Muslim 1339]

3. Jangan berjalan-jalan dengan pacar ke tempat yang jauh kecuali si wanita ditemani mahramnya

“…..jangan bepergian dengan wanita kecuali bersama mahromnya….”[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341]

4. Jangan bersentuhan dengan pacar, jangan berpelukan, jangan meraba, jangan mencium, bahkan berjabat tangan juga tidak boleh, apalagi yang lebih dari sekedar jabat tangan

“Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad: 1283, lihat Ash Shohihah 1/447/226)

Bersabda Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassallam: “Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita.” [HR Malik 2/982, Nasa’i 7/149, Tirmidzi 1597, Ibnu Majah 2874, ahmad 6/357, dll]

5. Jangan memandang aurat pacar, masing-masing harus memakai pakaian yang menutupi auratnya

“Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya..” (Al Qur’an Surat An Nur ayat 30)

“…zina kedua matanya adalah memandang….” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i)

6. Jangan membicarakan/melakukan hal-hal yang membuat terjerumus kedalam zina

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek” (Al Qur’an Surat Al Isra 32)

“Kedua tangan berzina dan zinanya adalah meraba, kedua kaki berzina dan zinanya adalah melangkah, dan mulut berzina dan zinanya adalah mencium.” (H.R. Muslim dan Abu Dawud)

7. Jangan menunda-nunda menikah jika sudah saling merasa cocok

“Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).

“Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka adalah mulut dan kemaluan.” (H.R. Turmudzi dan dia berkata hadits ini shahih.)


Kamis, 15 Desember 2011

Love Is...

Love Is …

Love is the greatest feeling,
Love is like a play,
Love is what I feel for you,
Each and every day,
Love is like a smile,
Love is like a song,
Love is a great emotion,
That keeps us going strong,
I love you with my heart,
My body and my soul,
I love the way I keep loving,
Like a love I can’t control,
So remember when your eyes meet mine,
I love you with all my heart,
And I have poured my entire soul into you,
Right from the very start.


yulian ^_^

What I Love About You

What I Love About You

I love the way you look at me,
Your eyes so bright and blue.
I love the way you kiss me,
Your lips so soft and smooth.

I love the way you make me so happy,
And the ways you show you care.
I love the way you say, “I Love You,”
And the way you’re always there.

I love the way you touch me,
Always sending chills down my spine.
I love that you are with me,
And glad that you are mine.



yulian ^_^

Rabu, 14 Desember 2011

Puisi Sebelum Tidur

‘Pejamkanlah, mata ini’ 

Ya Allah, berikanlah mata ini
Rejeki untuk menutup

tuangkanlah segenap
anugerah dalam tidur

dan takala aku bangun
ku dapati bunga-bunga
mekar di sudut-sudut hatiku

pejamkanlah, mata ini
untuk melihat
keagunganMu
dalam kegelapan
selayaknya lilin
dalam ruangan jiwaku


tuliskanlah syair indah
dalam mimpiku sehingga
aku dapat bersyukur
dalam kenestapaan

pejamkanlah, mata ini
untuk merasakan
tali-temali lembut
kidung sendu nan
indah membelah keiklashan

dalam gelap ini aku berdoa
pejamkanlah mata ini

Amieeen…!!!




yulian ^_^

Selasa, 13 Desember 2011

Bantu Aku Menulis Kata Cinta



Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena. Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu. Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu. Pena itu kembali menggigil, menggoreskan kegelisahan: Aku cinta padamu.
Hanya genangan tinta terbentuk seperti teluk melayarkan kata-kataku ke samudera peluk.



Bantu aku menulis kata cinta dengan sinar matamu agar kutemukan nyala dalam unggun kata atau jadilah rembulan di ranting-ranting aksara mengganti tikaman gelap dengan romantika remang. Biarkan kuikatkan samar-samar cahayamu menyatukan sejuta kalimat dalam lembar-lembar puisi. Lalu senyummu kujadikan majas Agar makna semakin jelas membebaskan cinta dari pernyataan yang tak pernah tuntas.


Atau, jadilah kamu laut yang dalam dan biru mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu. Kuseberangi selat bibirmu, mengembara hingga palung jiwamu. Laguna yang teduh berangin Sebuah jalan setapak membelah ombak.
Ombak di matamu.


Qoma, kukenali tulisan di matamu yang teduh dan gemuruh.



yulian ^_^

Ketika Memandangmu



Aku sedang memandangmu di bawah bulan setengah lingkaran, membaca selaksa kata di matamu menafsirkan sirat cinta.


Maka ketika kau memandangku aku tahu, kau bulan yang jatuh di wajahku, kau yang selalu di wajahku menuliskan pendar-pendar rindu
  

petunjuk bagi langkahku menelusuri jalan setapak di hatimu, langit yang selalu membukakan pintu untuk pulang kepak-kepak sayapku.


Di bawah bulan yang mengambang di pematang alis matamu ribuan kata tertutup embun dan
kulihat wajahmu merunduk menggenggam bulir rindu.

yulian ^_^

Aku Hanya Mampu Mencintaimu



Aku kerasan di hatimu. Mengukir lembahmu dengan sungai yang mengalir dari telaga di mataku. Sebuah mata air untukmu,  di tepinya ada mahligai yang selalu diterangi cahaya, dari jendela-jendelanya hanya terlihat indahnya pemandangan. Setapak jalan cinta yang naik turun di lembah-lembah romantika. Seperti sebuahgelombang di mana kita berayun menghabiskan masa.


Jantungku berdebar-debar untukmu. Dawai-dawai yang tak pernah kelaparan getar, berirama  melantunkan rindu. Menggaung nada cinta merangkum simfoni kehidupan. Pada gemuruh air terjun, pada angin yang berhembus di daun-daun, pada kicauan burung-burung dan rumpun bambu nan senandung. Senantiasa kita dengar musik anggun yang menghibur jiwa.


Hanya kamu di hatiku, di dekapku.Sebuah perapian yang selalu menyala dalam kobaran cinta. Kehangatan adalah menggenangi pipi dengan airmata. Mengubahnya menjadi gerimis yang melukis pelangi di pinggir surga. Tubuhmu adalah selimut bagi jiwaku, aku adalah api perwujudan panasmu. Engkau adalah gunung yang indah, akulah magma yang membara.


Biarkan cahaya matahari jatuh di wajahmu. Aku bahagia memandang alam dari jendela hatimu. Serumpun sajak cinta. Sehamparan dunia dan masadepan yang menjulang hingga nirwana. Bukankah kuciptakan hujan untuk menghapus debu-debu di wajahmu. Bukankah kubalut langit dengan pelangi dan kupetik setangkai mawar untukmu.  Dan sungguh, aku hanya mampu mencintaimu.



yulian ^_^

Senin, 12 Desember 2011

Ungkapan-Ungkapan Cinta


1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

3. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acap kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

4. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun , dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

5. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

6. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.

7. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

8. Orang-orang yang paling berbahagiapun tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

9. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia itu.

10. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

11. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

12. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah ****cewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

13. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

14. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup, jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

15. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu. Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.

23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian, janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang disekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.

yulian ^_^

Minggu, 11 Desember 2011

BAHASA KOREA SEHARI-HARI



Mari belajar bahasa korea....

( Annyong hasimnika ? ) Apa kabar ? Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam ( Informal )
안녕히 가십시요 ( Annyonghi Gasipsiyo ) Selamat Jalan
안녕히 가세요 ( Annyonghi Gaseyo ) Selamat Jalan ( Informal )
안녕히계십시요 ( Annyonghi Gyesipsiyo ) Selamat Tinggal
안녕히계세요 ( Annyonghi Gyeseyo ) Selamat Tinggal ( Informal )
안녕히주무세요 ( Annyonghi Jumuseyo ) Selamat Tidur
잘자요 ( Cal Cayo ) Selamat Tidur ( Informal )
어서 오십시요 ( Oso Osipsiyo ) Selamat datang / Silahkan Masuk
어서 오세요 ( Oso Oseyo ) Selamat datang / Silahkan Masuk ( Informal )
들어오십시요 ( Deuro Osipsiyo ) Silahkan Masuk. ( Yang menyuruh didalam )
들어 오세요 ( Deuro Oseyo ) Silahkan Masuk ( Informal )
들어 가십시요 ( Deuro Gasipsiyo ) Silahkan Masuk ( Yang menyuruh berada diluar )
들어 가세요 ( Deuro Gaseyo ) Silahkan Masuk ( Yang menyuruh berada diluar ) ( Informal )
어떻게지냈습니까 ? (Ottokhe Jinesimnika) Bagaimana Kabar anda ?
어떻게지내세요 ? ( Ottokhe Jineseyo ) Bagaimana Kabar anda ? ( Informal )
잘지냅니다 ( Cal Cinemnida ) Baik – baik saja
잘지내요 ( Cal Cineyo ) Baik – baik saja ( Informal )
또만납시다 ( To Mannapsida ) Sampai Jumpa lagi
또만나요 ( To Mannayo ) Sampai jumpa lagi ( Informal )
실례합니다 ( Sile Hamnida ) Permisi
하세요 ( haseyo ) Silahkan
반갑습니다 ( Pan gapseumnida ) Senang berjumpa anda
반가워요 ( Pan gawoyo ) Senang berjumpa anda ( Informal )
감사합니다 ( Kamsa hamnida ) Terima kasih
천만의말씀입니다
( Chon mane mal seumnida ) Terima Kasih kembali
천만의요 ( Chon maneyo ) Terima kasih kembali ( Informal )
죄송합니다 ( Cwe song hamnida ) Mohon maaf
죄송해요 ( Cwe song heyo ) Mohon maaf ( Informal )
미안합니다 ( Mian hamnida ) Maaf
미안해요 ( Mian heyo ) Maaf ( Informal )
괜찮습니다 ( Kwen chan seumnida ) Tidak apa-apa
괜찮아요 ( Kwen chan ayo ) Tidak apa-apa(Informal)
잡드세요 ( Cap deuseyo ) Silahkan makan
식사하십시요 ( Siksa hasipsiyo ) Selamat makan
식사하세요 ( Siksa haseyo ) Selamat makan (Informal)
오늘 거웠 습니다
( Oneul jeul gowo seumnida ) Hari ini sangat menyenangkan
오늘 거웠 세요( Oneul jeul gowo seyo ) Hari ini sangat                                 menyenangkan(Informal)
주말 Ȅ48;내 십시요
( Ju mal cal cine sipsiyo ) Selamat berakhir pekan
주말 지내 세요( Ju mal cal cineseyo ) Selamat berakhir pekan(Informal)
, 있습니다 ( Ne, iseumnida ) Ya, ada/punya
, 있어요 ( Ne, issoyo ) Ya, ada/punya (Informal)
아니요, 없습니다, ( Anio, opseumnida ) Tidak, tidak/tidak punya
아니요, 없어요 ( Anio, opsoyo ) Tidak, tidak/tidak punya (Informal)
좋아요 ( Coahyo ) Bagus
가옆서라 ( Gayophsora ) Kasihan
제기랄 ( Cegiral ) Sialan
그래요 ( Geureyo ) Bagus?
최고다 ( Cwegoda ) Asyik
정말 ( Congmal ) Sungguh
거짓말 ( Kojitmal ) Bohong
과연 ( Gwa yon ) Kemudian
( Ye ) Ya
, ( A, Ne ) O, ya
아니오 ( Anio ) Tidak
물론 입니다 ( Mulon Imnida ) Tentu saja
안녕하십니까 ?
naaah kalimat di atas adalah kallimat yg sering sekali di ucapkan dalam kehidupan sehari-hari jdi jangan lupa di hapal yah chingu……! ! !
bahasa korea sehari - hari

BAHASA SEHARI – HARI

Aku Cinta Kamu = Saranghae
Saranghamnida
Aku Suka Kamu = Choaheyo
Senang Bertemu Dengan Mu = Mannaseo bangapseummnida
Saya Orang Indonesia = Indonesia saramimnida
Saya Belajar Bahasa Korea = Naneun hangugeoreul baeunda
Maafkan Aku = Mian ne
Mian hamnida
Kalian Dari Mana ? = Neohuideureun eodieseo wanni ?
Boleh, Silahkan = Ne, doemnida
Bagus Sekali = Maeu joseumnida
Oke = Jeoseumnida
Tidak = Anio
Iya = Ye
Ne
Tidak Pernah = Gyeolko animnida
Aku Mengerti = Algesseoyo
Arayo
Aku Nggak Tau = Mollayo
Ya, Ada = Ne, isseoyo
Siapa Nama Mu ? = Ireumi mwoyeyo?
Nama Ku Jeong Ji-Hoon = Jeo neun Jeong Ji-Hoon ieyo
Apakah Ini ? = Ige mwoyeyo?
Sangat Cantik = Cham yebbeoyo
Nggak Apa-Apa = Goenchanayo
Baik-Baik Saja, Terima Kasih= Jal jinaepida, gamsahamnida
Maaf, Tidak Tahu = Minhamnida, jal moreugesseumnida
Aku Suka Nasi Goreng = Jeoneun nasi gorengeul joahamnida
Halo = (Ucapan pembuka di telefon)
Yeoboseyo…
Penyanyi : Gasu
Keluarga : Gajok
Masuk Angin : Gamgi
Polisi : Gyeongchal
Kucing : Goyangi
Teman : Gongwon
Telefon Umum : Gongjungjeonhwa
Bandara : Gonghang
Kue : Gwaja
Sepatu : Gudu
Seratus : Baek
Rumah Sakit : Byeongwon
Pulpen : Bolpen
Roti : Ppal
Toko Buku : Seojeom
Restoran : Sikdang
Indah : Areumdappda
Bayi : Agi
Pagi : Achim
Koran, Surat Kabar : Sinmun
Majalah : Japji
Anak – Anak : Eorini
Rumah : Jip
Kopi : Keopi
Taksi : Taeksi
Televisi : Tellebijeon
Pesta : Pati
Hotel : Hotel
Kantor : Hoesa
Sekolah : Hakgyo
SD : Chodeunghakgyo
SMP : Junghakgyo
SMA : Godeunghakgyo
Murid SMA : Godeunghaksaeng
Universitas : Daekhagyo
Laki – Laki : Namja
Perempuan : Yeoja
Adik Laki – Laki : Namdongsaeng
Adik Perempuan : Yeodongsaeng





NAMA HARI

Senin : Wolyoil
Selasa : Hwayoil
Rabu : Suyoil
Kamis : Mokyoil
Jum’at : Geumyoil
Sabtu : Toyoil
Minggu : Ilyoil


NAMA BULAN


Januari : Ilwol
Februari : Iwol
Maret : Samwol
April : Sawol
Mei : Owol
Juni : Yuwol
Juli : Chilwol
Agustus : Palwol
September : Guwol
Oktober : Siwol
November : Sipilwol
Desember : Sipiwol





BILANGAN


1 : Il
2 : I
3 : Sam
4 : Sa
5 : O
6 : Yuk
7 : Chil
8 : Pal
9 : Gu
10 : Sip
11 : Sip-Il
12 : Sip-I
13 : Sip-Sam
14 : Sip-Sa
15 : Sip-O
16 : Sip-Yuk
17 : Sip-Chil
18 : Sip-Pal
19 : Sip-Gu
20 : I-Sip
21 : I-Sip-Il
50 : O-Sip
55 : O-Sip-O
100 : Il-Baek
1.000 : Il-Cheon
10.000 : Il-Man
100.000 : Il-Sip-Man
1.000.000 : Il-Baek-Man
10.000.000 : Il-Cheon-Man
100.000.000 : Il-Eok

Bahasa Korea sehari-Hari


    ( Ye ) Ya
    ( A, Ne ) O, ya
    ( Anio ) Tidak
    ( Mulon Imnida ) Tentu saja
    ( anyong haseyo ) Apa kabar ? Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam
    ( Annyong hasimnika ? ) Apa kabar ? Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam
    ( Annyonghi Gasipsiyo ) Selamat Jalan
    ( Annyonghi Gaseyo ) Selamat Jalan ( Informal )
    ( Annyonghi Gyesipsiyo ) Selamat Tinggal
    ( Annyonghi Gyeseyo ) Selamat Tinggal ( Informal )
    ( Annyonghi Jumuseyo ) Selamat Tidur
    ( Cal Cayo ) Selamat Tidur ( Informal )
    ( Oso Osipsiyo ) Selamat datang / Silahkan Masuk
    ( Oso Oseyo ) Selamat datang / Silahkan Masuk ( Informal )
    ( Deuro Osipsiyo ) Silahkan Masuk. ( Yang menyuruh didalam )
    ( Deuro Oseyo ) Silahkan Masuk ( Informal )
    ( Deuro Gasipsiyo ) Silahkan Masuk ( Yang menyuruh berada diluar)
    ( Deuro Gaseyo ) Silahkan Masuk ( Yang menyuruh berada diluar )
    (Ottokhe Jinesimnika) Bagaimana Kabar anda ?
    ( Ottokhe Jineseyo ) Bagaimana Kabar anda ? ( Informal )
    ( Cal Cinemnida ) Baik – baik saja
    ( Cal Cineyo ) Baik – baik saja ( Informal )
    ( To Mannapsida ) Sampai Jumpa lagi
    ( To Mannayo ) Sampai jumpa lagi ( Informal )
    ( Sile Hamnida ) Permisi
    ( haseyo ) Silahkan
    ( Pan gapseumnida ) Senang berjumpa anda
    ( Pan gawoyo ) Senang berjumpa anda ( Informal )
    ( Kamsa hamnida ) Terima kasih
    ( conman heyo ) Terima Kasih kembali
    ( Chon maneyo ) Terima kasih kembali ( Informal )
    ( Cwe song hamnida ) Mohon maaf
    ( Cwe song heyo ) Mohon maaf ( Informal )
    ( Mian hamnida ) Maaf
    ( Mian heyo ) Maaf ( Informal )
    ( Kwen chan seumnida ) Tidak apa-apa
    ( Kwen chan ayo ) Tidak apa-apa(Informal)
    ( Cap deuseyo ) Silahkan makan
    ( Siksa hasipsiyo ) Selamat makan
    ( Siksa haseyo ) Selamat makan (Informal)
    ( Oneul jeul gowo seyo ) Hari ini sangat menyenangkan(Informal)
    ( Ju mal cal cineseyo ) Selamat berakhir pekan(Informal)
    ( Ne, iseumnida ) Ya, ada/punya
    ( Ne, issoyo ) Ya, ada/punya (Informal)
    ( Anio, opseumnida ) Tidak, tidak/tidak punya
    ( Anio, opsoyo ) Tidak, tidak/tidak punya (Informal)
    ( Pegophayo ) Lapar
    ( Andweyo ) Jangan
    ( Yoboseyo ) Hallo
    ( Juseyo ) Minta
    ( Billyo Juseyo ) Pinjam
    ( Arayo ) Tahu, mengerti
    ( Molayo ) Tidak tahu, tidak mengerti
    ( Aratsoyo ) Sudah tahu, sudah mengerti
    ( Aigo ) Aduh
    ( Wihomhe ) Awas
    ( Coahyo ) Bagus
    ( Geureyo ) Bagus? / iya / benar
    ( Cwegoda ) Asyik
    ( Congmal ) Sungguh
    ( Kojitmal ) Bohong
    ( Gwa yon ) Kemudian
    ( Andwe / Hajima ) Jangan
    ( Solma ) Masa
    ( Gayophsora ) Kasihan
    ( Cegiral ) Sialan
    ( Ta wasso yo ) Sudah sampai
    ( Ajik moro yo ) Masih jauh
    ( Jina soyo ) Sudah lewat
    ( culbal ) Berangkat
    ( Tojak ) Sampai / tiba
    ( cokum ittaka ) sebentar lagi
    ( arrayo ) tahu
    ( Molla ) Tidak tahu

    KATA TANYA

    ( Muoeyo ) apa
    ( We yo) kenapa / mengapa
    ( Nugu yo) siapa
    ( Onje yo) kapan
    ( Odie yo ) dimana
    ( Odikayo / odikalkayo ) kemana / mau kemana
    ( Ottoke yo ) bagaimana
    ( Otton go eyo ) yang bagaimana
    ( Oneun go eyo ) yang mana
    ( Olma eyo ) berapa harga / berapa banyak
    ( Myot ) berapa ….
    ( Myot si ) jam berapa
    ( Myot sigan ) berapa jam
    ( Myot ge ) berapa banyak
    ( Myot myong ) berapa orang

    KATA KERJA / PERINTAH

    Ca yo Tidur
    Irona yo Bangun
    Ka yo Pergi
    Wa yo Datang
    Il he yo Bekerja
    Ssi o yo Istirahat
    Kongbu he yo Belajar
    Anja yo Duduk
    Iroso yo Berdiri
    Pwa yo Melihat
    Deuro yo Mendengar
    Moko yo Makan
    Masyo yo Minum
    Mal he yo Berbicara
    Irk o yo Membaca
    Sso yo Menulis
    Sa yo Membeli
    Noh wa yo Simpan
    Taddo yo Menutup
    Yoro yo Membuka
    Sayong he yo Menggunakan
    Mandeuro yo Membuat
    Kucho yo Memperbaiki
    Tambe piwo yo Menghisap rokok
    Kajo wa yo Bawa kesini
    Kajo ka yo Bawa pergi
    Miro yo Dorong
    Cab a yo Pegang
    Boryo yo Membuang
    Chulyo Mengantuk
    • untuk menyatakan ”tidak …. ” tinggal menambahkan kata ” An ..” didepan kata
    • contoh : pergi = Ka yo , tidak pergi = An ka yo , dst

    KATA SIFAT

    Coah yo Baik / Bagus
    Na pa yo Buruk
    Coah heyo Menyukai
    Sirho yo Tidak mau / Tida suka
    Turowo yo Kotor
    Kekeut heyo Bersih
    Pa pa yo Sibuk
    Yeppo yo / I ppo yo Cantik
    Kwiyo wo yo Manis
    Apha yo Sakit
    To wo yo Panas
    Cu wo yo Dingin
    Siwon heyo Sejuk
    Ssa yo Murah
    Bissa yo Mahal
    Moro yo Jauh
    Kakawo yo Dekat
    Mugowo yo Berat
    Mats Isso yo Enak
    Mats Opso yo Tidak enak
    Cemi isso yo Menarik
    Cemi Opso yo Tidak menarik
    Keuriwo yo Rindu
    Pogosippo yo Kangen
    Sarang he yo Mencintai/ Menyayangi
    Me wo yo Pedas
    Pegopha yo Lapar
    Pebullo yo Kenyang
    O ryo wo yo Sulit
    Sui wo yo Gampang
    Seulpho yo Sedih
    Manhi yo / Manha yo Banyak

    ARAH

    Kiri Wenccok Kanan Oreunccok
    Depan Aph – e Belakang Dwi – e
    Samping Yoph – e Tengah Cunggan – e
    Atas Wi – e Bawah Are / Mit – e
    Dalam An – e Luar Phak – e
    Ungkapan Menunjukan Arah :
    ( Tokparo kaseyo ) Jalan terus ( lurus )
    ( Wenccokero Toseyo ) Belok Kiri
    ( Gireul konoseyo ) Seberang jalan
    ( Oreuncok e ) Sebelah kanan
    ( Kaunte e ) Ditengah –tengah
    ( Keut e ) Disudut

    TEMPAT – TEMPAT UMUM

    Rumah Cib
    Ruangan Bang
    Perusahaan Hwesa
    Pabrik Kongjang
    Asrama Kisuksa
    Toilet Hwajangsil
    Sekolah Hakyo
    Restoran / Kantin Siktang
    Bank Eunheng
    Kantor Samusil
    Rumah sakit Pyongwon
    Mini market Matteu
    Kantor pos Uceguk
    Pasar Sijang
    Mall Pekwajom
    Stasiun Kereta Yok
    Terminal Bis Boseu Tominol
    Bandara Konghang
    Pelabuhan Hang
    Hotel Hotel
    Motel / penginapan Yogwan
    Apotik Yaguk
    Kantor Polisi Kyongchal so
    Kantor Imigrasi Curibguk Samuso
    Depnaker Nodongbu
    Bioskop Keukcang
    Taman Kong won
    Gunung San
    Pantai Pattaka
    Laut Hebyang

    WARNA ( SEKAL)

    Hitam - Kaman sek
    Putih - Hayan sek
    Merah - Palgan sek
    Kuning - Noran sek
    Hijau - Nok sek
    Biru - Pharan sek
    Ungu - Caju sek
    Abu-abu - Hwe sek
    Orange - Orenji sek

    KAMUS CINTA DALAM BAHASA KOREA

    Anda pasti sering dengar kata-kata ini ” 눈에 사랑에 빠지다 ( cheot nune sarange ppajida )  jatuh cinta pada pandangan pertama ” . Namun benarkah itu cinta? Kalau itu bukan, lalu bagaimana sebenarnya cinta itu..? dan kalau jawabannya iya, begitu mudahkah cinta itu tumbuh dan jatuh…? Atau anda juga masih ragu dengan kata ” 사랑은 모든 것을 치유합니다 ( sarangeun modeun geoseul chiyu hamnida ) cinta itu menyembuhkan segalanya “.
    Nah…membahas sesuatu yang mengingatkan kita pada kisahnya Kamajaya dan Kamaratih, Romeo dan Juliet, Rama dan Shinta atau entah siapa lagi, memang tidak pernah habis, dan selalu menarik bukan..?
    Sekilas mungkin judul di atas  terdengar amat ” lebay ” , namun karena beberapa kali saya mendapatkan pertanyaan yang sama dan harus  mengulang menjelaskan, maka pada kesempatan ini akan saya sampaikan sedikit penjelasan tentang kata “ sarang” yang berarti ‘cinta’ dan beberapa perubahan katanya. Pada kesempatan ini saya hanya menampilkan sedikit sajakata itu dan berharap semoga bermanfaat.
    1. 사랑 ( sarang ) dalam bahasa Korea artinya cinta .
    2. 사랑 하다 ( sarang hada ) = mencintai. kata ini disebut Verb base ( kata kerja dasar ). Dalam contoh sederhana : 나는
    너를 사랑 하다 ( Naneun  neoreul sarang hada ) ” aku mencintaimu “
    3. 사랑해 ( sarang hae ) : kata ini digunakan untuk menyatakan ke akraban ( intimate ). sedangkan halusnya ( polite) adalah 사랑 해요 ( sarang haeyo ).
    4.  사랑합니다 ( sarang hamnida ) : mencintai.digunakan dalam kalimat formal -hormat.저는 당신을 사랑합니다 ( jeoneun dangsineul sarang hamnida ) “saya mencintai anda “. Sedangkan dalam kalimat pertanyaan, 사랑합니다 ( sarang hamnida ) dirubah menjadi 사랑합니까?  ( sarang hamnika ? )
    Catatan :
    a. Huruf akhir ( bachim ) ( b/p ) ketika bertemu dengan ( n ) maka dibaca   ( m ).받침 , [p] + [n] / [m]
    > [m.n , m.?] / [m.m]
    b. Dalam bahasa korea dikenal ada bahasa pergaulan ( ) dan bahasa halus/hormat ( 존대 ).
    5. 사랑 하시다 ( sarang hasida ) adalah bentuk kehormatan ( kromo inggil dlm bahasa jawa ).
    6. 사랑 하지 하다 ( sarang haji mot hada ):  tidak mampu mencintai
    7. 사랑 할수있다 ( sarang hal suitda ) : bisa mencintai
    8. 사랑 수없다( sarang  hal sueopda ) : tidak bisa mencintai. kata ini adalah bentuk negatif dari sarang hal suitda. Secara umum lebih sering digunakan kata  ”사랑 하지 하다 ( sarang haji mot hada ):  tidak mampu mencintai.
    Mungkin kita juga pernah mendengar kata di bawah ini :
    9. 사랑 할수록 ( sarang hal surok ) = semakin mencintai , misalnya ada lagunya Boohwal 사랑 수록, yang liriknya : 너를 사랑하면 수록 ( neoreul saranghamyeon hal surog ) = semakin lama mencintai maka akan semakin sayang.
    10.사랑한다고 ( sarang han dago ) = ” ( aku bilang)  aku mencintamu ” ./ 다고 (-n/neundagoyo) adalah akhiran  yang mengulangi pernyataan seseorang . Hal ini dapat digunakan untuk menekankan, menegaskan kembali, atau bila digunakan dalam bentuk pertanyaan, untuk mengkonfirmasi pernyataan sebelumnya.
    Beberapa kata tentang cinta :
    사랑에 빠지다 ( sarang ppajida ) = jatuh cinta
    사랑을 고백하다( sarang gobaek hada )= pengakuan cinta
    첫사랑 ( cheossarang ) = cinta pertama
    사랑하는 ( sarang haneun ) = kekasih.
    눈먼 사랑 ( nun meon sarang ) = cinta buta
    깊은 사랑 ( kipeun sarang ) = cinta yang mendalam
    사랑 없는( sarang eopneun ) = tanpa cinta
    사랑스러운( sarang sereoun ) = cinta yang berkesan,
    순진한 사랑 ( sonjinan sarang ) = cinta murni
    Sebenarnya kalau dibahas lagi akan banyak, namun tentu bukan pembelajaran dan akan tambah bingung, maka sedikit ini saja, mudah-mudahan yang nulis tidak bingung begitu juga terlebih yang baca.

    Ungkapan 'CINTA' dan 'SAKIT HATI' dlm bahasa Korea
    skrg qta bljr bhsa cinta ia..
    @sayangku: jagya
    @yg tkasih: gudaeyo
    @my baby: aegiya
    @istriq: yeobo
    @pangeranq: newanjanim
    @cnta trakhr: majimak sarang
    @cnta sjtiq: nae sarang
    @cnta ptma: choeum sarang

    +skit hati: maeumi appa
    +sjak prtma kli aq sdh jtuh cnta: cheombuta mananji nareul saranghaeyo
    +q sgt snang: aju gepeoyo
    +jgn tngglkn aq: nareul tonajima
    +q tgla2 pdmu: nol yoljungae
    +q mlkmu: jega ne gosiya
    +kw mlkq: nega ne gosiya
    +aq mw hdp bsmamu slmax: onjena nowa gatchi salgo sipho
    +lht aq: jareul bwa
    +amugeotdo anirago: aq bkn apa2

    MAU TAU NAMA KAMU DALAM BAHASA KOREA…?
    BEGINI NIH CARANYA :
    1. Nama depan adalah angka terakhir pada tahun kelahiran kamu
    ( Your first name is your last number of your year of birth )

    Contoh: 1988 => 8 = SUNG
    0: Park
    1: Kim
    2: Shin
    3: Choi
    4: Song
    5: Kang
    6: Han
    7: Lee
    8: Sung
    9: Jung



    2. Nama tengah adalah bulan kelahiran kamu
    (Your Middle name is your month of birth )

    Contoh: JULI => 7 = HA
    1: Yong
    2: Ji
    3: Je
    4: Hye
    5: Dong
    6: Sang
    7: Ha
    8: Hyo
    9: Soo
    10: Eun
    11: Hyun
    12: Rae



    3. Nama belakang adalah tanggal kelahiran kamu
    (Your last name is your date of birth )

    Contoh: 16 = RIM
    1: Hwa
    2: Woo
    3: Joon
    4: Hee
    5: Kyo
    6: Kyung
    7: Wook
    8: Jin
    9: Jae
    10: Hoon
    11: Ra
    12: Bin
    13: Sun
    14: Ri
    15: Soo
    16: Rim
    17: Ah
    18: Ae
    19: Neul
    20: Mun
    21: In
    22: Mi
    23: Ki
    24: Sang
    25: Byung
    26: Seok
    27: Gun
    28: Yoo
    29: Sup
    30: Won
    31: Sub



    DIMULAI DARI AKU YA…. ( SUNG HA RIM )
    BAGAIMANA DENGAN KAMU…??
    SELAMAT MENCOBA
    yulian ^_^

    Minggu, 04 Desember 2011

    RAMALAN JAYABAYA

    Ramalan Jayabaya
    Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
    "Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani."
    Meskipun demikian, kenyataannya dua pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, sama sekali tidak menyebut dalam kitab-kitab mereka: Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya, bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis. Kakawin Bharatayuddha hanya menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut peperangan Bharatayuddha. Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.
    Asal-usul
    Dari berbagai sumber dan keterangan yang ada mengenai Ramalan Jayabaya, maka pada umumnya para sarjana sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang kumpulkannya pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M. Jadi penulisan sumber ini sudah sejak zamannya Sultan Agung dari Mataram bertahta (1613-1645 M).
    Kitab Jangka Jayabaya pertama dan dipandang asli, adalah dari buah karya Pangeran Wijil I dari Kadilangu (sebutannya Pangeran Kadilangu II) yang dikarangnya pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sang Pujangga ini memang seorang pangeran yang bebas. Mempunyai hak merdeka, yang artinya punya kekuasaan wilayah "Perdikan" yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak. Memang beliau keturunan Sunan Kalijaga, sehingga logis bila beliau dapat mengetahui sejarah leluhurnya dari dekat, terutama tentang riwayat masuknya Sang Brawijaya terakhir (ke-5) mengikuti agama baru, Islam, sebagai pertemuan segitiga antara Sunan Kalijaga, Brawijaya ke-V dan Penasehat Sang Baginda benama Sabda Palon dan Nayagenggong.
    Disamping itu beliau menjabat sebagai Kepala Jawatan Pujangga Keraton Kartasura tatkala zamannya Sri Paku Buwana II (1727-1749). Hasil karya sang Pangeran ini berupa buku-buku misalnya, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Raja Kapa-kapa, Sejarah Empu, dll. Tatkala Sri Paku Buwana I naik tahta (1704-1719) yang penobatannya di Semarang, Gubernur Jenderalnya benama van Outhoorn yang memerintah pada tahun 1691-1704. Kemudian diganti G.G van Hoorn (1705-1706), Pangerannya Sang Pujangga yang pada waktu masih muda. Didatangkan pula di Semarang sebagai Penghulu yang memberi Restu untuk kejayaan Keraton pada tahun 1629 Jawa = 1705 M, yang disaksikan GG. Van Hoorn.
    Ketika keraton Kartasura akan dipindahkan ke desa Sala, sang Pujangga diminta pandapatnya oleh Sri Paku Buwana II. Ia kemudian diserahi tugas dan kewajiban sebagai peneliti untuk menyelidiki keadaan tanah di desa Sala, yang terpilih untuk mendirikan keraton yang akan didirikan tahun 1669 Jawa (1744 M).
    Sang Pujangga wafat pada hari Senin Pon, 7 Maulud Tahun Be Jam'iah 1672 Jawa 1747 M, yang pada zamannya Sri Paku Buwono 11 di Surakarta. Kedudukannya sebagai Pangeran Merdeka diganti oleh puteranya sendiri yakni Pangeran Soemekar, lalu berganti nama Pangeran Wijil II di Kadilangu (Pangeran Kadilangu III), sedangkan kedudukannya sebagai pujangga keraton Surakarta diganti oleh Ngabehi Yasadipura I, pada hari Kemis Legi,10 Maulud Tahun Be 1672 Jawa = 1747 M.
    [sunting] Analisa
    Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang sebenarnya untuk menyebut "Kitab Asrar" Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut. Selanjutnya para pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu.
    Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir bergantinya negara sejak zaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah kerajaan Islam pertama di Jawa yang disebut sebagai ”Giri Kedaton". Giri Kedaton ini nampaknya Merupakan zaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih bersifat ”Hakikat” dan diteruskan juga sampai zaman Sunan Giri ke-3.
    Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram; Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak, Raden Patah. Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi, yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H). Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai "Ratu Bobodo") ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar, yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup.
    Setelah Kerajaan ini jatuh pula, lalu di ganti oleh penguasa baru yakni, Ratu Sundarowang ialah Mataram bertahta dengan gelar Prabu Hanyokro Kusumo (Sultan Agung) yang berkuasa di seluruh Jawa dan Madura. Di kelak kemudian hari (ditinjau, dari sudut alam pikiran Sri Sultan Agung dari Mataram ini) akan muncullah seorang raja bertahta di wilayah kerajaan Sundarowang ini ialah seorang raja Waliyullah yang bergelar Sang Prabu Herucakra yang berkuasa di seluruh Jawa-Madura, Patani dan Sriwijaya.
    Wasiat Sultan Agung itu mengandung kalimat ramalan, bahwa kelak sesudah beliau turun dari tahta, kerajaan besar ini akan pulih kembali kewibawaannya, justru nanti dizaman jauh sesudah Sultan Agung wafat. Ini berarti raja-raja pengganti beliau dinilai (secara pandangan batin) sebagai raja-raja yang tidak bebas merdeka lagi. Bisa kita maklumi, karena pada tahun-tahun berikutnya praktis Mataram sudah menjadi negara boneka VOC yang menjadi musuh Sultan Agung (ingat perang Sultan Agung dengan VOC tahun 1628 & 1629 yang diluruk ke Jakarta/ Batavia oleh Sultan Agung).
    Oleh Pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara yang lain, yakni dengan jalan mengambil pokok/permulaan cerita Raja Jayabaya dari Kediri. Nama mana diketahui dari Kakawin Bharatayudha, yang dikarang oleh Mpu Sedah pada tahun 1079 Saka = 1157 M atas titah Sri Jayabaya di Daha/ Kediri. Setelah mendapat pathokan/data baru, raja Jayabaya yang memang dikenal masyarakat sebagai pandai meramal, sang pujangga (Pangeran Wijil) lalu menulis kembali, dengan gubahan "JANGKA JAYABAYA" dengan ini yang dipadukan antara sumber Serat Bharatayudha dengan kitab Asrar serta gambaran pertumbuhan negara-negara dikarangnya sebelumnya dalam bentuk babad.
    Lalu dari hasil, penelitiannya dicarikan Inti sarinya dan diorbitkan dalam bentuk karya-karya baru dengan harapan dapat menjadi sumber semangat perjuangan bagi generasi anak cucu di kemudian hari.
    Cita-cita yang pujangga yang dilukiskan sebagai zaman keemasan itu, jelas bersumber semangat dari gambaran batin Sultan Agung. Jika kita teliti secara kronologi, sekarang ternyata menunjukan gambaran sebuah negara besar yang berdaulat penuh yang kini benama "REPUBLIK INDONESIA"!. Kedua sumber yang diperpadukan itu ternyata senantiasa mengilhami para pujangga yang hidup diabad-abad kemudian, terutama pujangga terkenal R.Ng., cucu buyut pujangga Yasadipura I pengganti Pangeran Wijil I.
    Jangka Jayabaya dari Kitab Asrar ini sungguh diperhatikan benar-benar oleh para pujangga di Surakarta dalam abad 18/19 M dan sudah terang Merupakan sumber perpustakaan dan kebudayaan Jawa baru. Hal ini ternyata dengan munculnya karangan-karangan baru, Kitab Asrar/Musarar dan Jayabaya yang hanya bersifat ramalan belaka. Sehingga setelah itu tumbuh bermacam-macam versi teristimewa karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat bercampur jangka atau ramalan, akan tetapi dengan ujaran yang dihubungkan dengan lingkungan historisnya satu sama lain sehingga merupakan tambahan riwayat buat negeri ini.
    Semua itu telah berasal dari satu sumber benih, yakni Kitab Asrar karya Sunan Giri ke-3 dan Jangka Jayabaya gubahan dari kitab Asrar tadi, plus serat Mahabarata karangan Mpu Sedah & Panuluh. Dengan demikian, Jangka Jayabaya ini ditulis kembali dengan gubahan oleh Pangeran Wijil I pada tahun 1675 Jawa (1749 M) bersama dengan gubahannya yang berbentuk puisi, yakni Kitab Musarar. Dengan begitu menjadi jelaslah apa yang kita baca sekarang ini.
    [sunting] Kitab Musasar Jayabaya
    Asmarandana
    1. Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani.
    2. Beliau sakti sebab titisan Batara wisnu. Waktu itu Sang Prabu menjadi raja agung, pasukannya raja-raja.
    3. Terkisahkan bahwa Sang Prabu punya putra lelaki yang tampan. Sesudah dewasa dijadikan raja di Pagedongan. Sangat raharja negara-nya.
    4. Hal tersebut menggembirakan Sang Prabu. Waktu itu tersebutkan Sang Prabu akan mendapat tamu, seorang raja pandita dari Rum bernama, Sultan Maolana.
    5. Lengkapnya bernama Ngali Samsujen. Kedatangannya disambut sebaik-baiknya. Sebab tamu tersebut seorang raja pandita lain bangsa pantas dihormati.
    6. Setelah duduk Sultan Ngali Samsujen berkata: “Sang Prabu Jayabaya, perkenankan saya memberi petuah padamu menge.nai Kitab Musarar.
    7. Yang menyebutkan tinggal tiga kali lagi kemudian kerajaanmu akan diganti oleh orang lain”. Sang Prabu mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Karena beliau telah mengerti kehendak Dewata.
    8. Sang Prabu segera menjadi murid sang Raja Pandita. Segala isi Kitab Musarar sudah diketahui semua. Beliaupun ingat tinggal menitis 3 kali.
    9. Kelak akan diletakkan dalam teken Sang Pandita yang ditinggal di Kakbah yang membawa Imam Supingi untuk menaikkan kutbah,
    10. Senjata ecis itu yang bernama Udharati. Dikelak kemudian hari ada Maolana masih cucu Rasul yang mengembara sampai ke P. Jawa membawa ecis tersebut. Kelak menjadi punden Tanah Jawa.
    11. Raja Pandita pamit dan musnah dari tempat duduk. Kemudian terkisahkan setelah satu bulan Sang Prabu memanggil putranya.
    12. Setelah sang putra datang lalu diajak ke gunung Padang. Ayah dan putra itu setelah datang lalu naik ke gunung.
    13. Di sana ada Ajar bernama Ajar Subrata. Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu..
    14. Karenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja karena Sang Prabu menerima sasmita gaib.
    15. Bila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung sudah lama. Bertemu dengan ki Ajar di gunung Padang. Yang bertapa brata sehingga apa yang dikehendaki terjadi.
    16. Tergopoh-gopoh menghormati. Setelah duduk ki Ajar memanggil seorang endang yang membawa sesaji. Berwarna-warni isinya. Tujuh warna-warni dan lengkap delapan dengarn endangnya.
    17. Jadah (ketan) setakir, bawang putih satu talam, kembang melati satu bungkus, darah sepitrah, kunir sarimpang, sebatang pohon kajar dan kembang mojar satu bungkus.
    18. Kedelapan endang seorang. Kemudian ki Ajar menghaturkan sembah : “Inilah hidangan kami untuk sang Prabu”. Sang Prabu waspada kemudian menarik senjata kerisnya.
    19. Ki Ajar ditikam mati. Demikian juga endangnya. Keris kemudian dimasukkan lagi. Cantrik-cantrik berlarian karena takut. Sedangkan raja putra kecewa melihat perbuatan ayahnya.
    20. Sang putra akan bertanya merasa takut. Kemudian merekapun pulang. Datang di kedaton Sang Prabu berbicara dengan putranya.
    21. Heh anakku. Kamu tahu ulah si Ajar yang saya bunuh. Sebab berdosa kepada guru saya Sultan Maolana Ngali Samsujen tatkala masih muda.

    Sinom
    1. Dia itu sudah diwejang (diberitahu) oleh guru mengenai kitab Musarar. Sama seperti saya. Namun dia menyalahi janji, musnah raja-raja di P. Jawa. Toh saya sudah diberitahu bahwa saya tinggal 3 kali lagi.
    2. Bila sudah menitis tiga kali kemudian ada zaman lagi bukan perbuatan saya. Sudah dikatakan oleh Maolana Ngali tidak mungkin berobah lagi. Diberi lambang zaman Catur semune segara asat.
    3. Itulah Jenggala, Kediri, Singasari dan Ngurawan. Empat raja itu masih kekuasaan saya. Negaranya bahagia diatas bumi. Menghancurkan keburukan.
    4. Setelah 100 tahun musnah keempat kerajaan tersebut. Kemudian ada zaman lagi yang bukan milik saya, sebab saya sudah terpisah dengan saudara-saudara ditempat yang rahasia.
    5. Di dalam teken sang guru Maolana Ngali. Demikian harap diketahui oleh anak cucu bahwa akan ada zaman Anderpati yang bernama Kala-wisesa.
    6. Lambangnya: Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Itu negara Pajajaran. Negara tersebut tanpa keadilan dan tata negara, Setelah seratus tahun kemudian musnah.
    7. Sebab berperang dengan saudara. Hasil bumi diberi pajak emas. Sebab saya mendapat hidangan Kunir sarimpang dari ki Ajar. Kemudian berganti zaman di Majapahit dengan rajanya Prabu Brawijaya.
    8. Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut Anderpati, lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis (uang). Ternyata waktu itu dari hidangan ki Ajar.
    9. Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune curiga ketul. Kemudian berganti zaman lagi. Di Gelagahwangi dengan ibukota di Demak. Ada agama dengan pemimpinnya bergelar Diyati Kalawisaya.
    10. Enam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta wali dan pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya diberi hidangan bunga Melati oleh ki Ajar.
    11. Negara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah. Kemudian berganti zaman Kalajangga. Beribukota Pajang dengan hukum seperti di Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun kemudian musnah.
    12. Negara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa terkena pajak pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan sebatang pohon kajar. Kemudian berganti zaman di Mataram. Kalasakti Prabu Anyakrakusuma.
    13. Dicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani seluruh bangsa Jawa. Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta pandita, bersatu dalam diri Sang Prabu yang adil.
    14. Raja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab waktu itu saya mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya diberi gelar: Sura Kalpa semune lintang sinipat.
    15. Kemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin tanpa sreban. Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa sru kanaka putung. Seratus tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu. Kemudian ada nakhoda yang datang berdagang.
    16. Berdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama kelamaan ikut perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau Jawa. zaman sudah berganti meskipun masih keturunan Mataram. Negara bernama Nyakkrawati dan ibukota di Pajang.
    17. Raja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai menjadi raja dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Kemudian berganti raja yang bergelar: semune kenya musoni. Tidak lama kemudian berganti.
    18. Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi(Raja yang penuh inisiatif dalam segala hal, namun memiliki kelemahan suka wanita) kemudian berganti gajah meta semune tengu lelaki (Raja yang disegani/ditakuti, namun nista.) Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan.
    19. Waktu itu pajaknya rakyat adalah Uang anggris dan uwang. Sebab saya diberi hidangan darah sepitrah. Kemudian negara geger. Tanah tidak berkasiat, pemerintah rusak. Rakyat celaka. Bermacam-macam bencana yang tidak dapat ditolak.
    20. Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian berganti zaman Kutila. Rajanya Kara Murka(Raja-raja yang saling balas dendam.). Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram(Dua kekuatan pimpinan yang saling jegal ingin menjatuhkan).
    21. Nakhoda(Orang asing)ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana (Orang arif dan bijak) tidak ada. Rakyat sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan lambang Rara ngangsu , randa loro nututi pijer tetukar(( Ratu yang selalu diikuti/diintai dua saudara wanita tua untuk menggantikannya).
    22. Tidak berkesempatan menghias diri(Raja yang tidak sempat mengatur negara sebab adanya masalah-masalah yang merepotkan ), sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut.
    23. Pajak rakyat banyak sekali macamnya. Semakin naik. Panen tidak membuat kenyang. Hasilnya berkurang. orang jahat makin menjadi-jadi Orang besar hatinya jail. Makin hari makin bertambah kesengsaraan negara.
    24. Hukum dan pengadilan negara tidak berguna. Perintah berganti-ganti. Keadilan tidak ada. Yang benar dianggap salah. Yang jahat dianggap benar. Setan menyamar sebagai wahyu. Banyak orang melupakan Tuhan dan orang tua.
    25. Wanita hilang kehormatannya. Sebab saya diberi hidangan Endang seorang oleh ki Ajar. Mulai perang tidak berakhir. Kemudian ada tanda negara pecah.
    26. Banyak hal-hal yang luar biasa. Hujan salah waktu. Banyak gempa dan gerhana. Nyawa tidak berharga. Tanah Jawa berantakan. Kemudian raja Kara Murka Kutila musnah.
    27. Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang(Raja berhati putih namun masih tersembunyi). Lahir di bumi Mekah(Orang Islam yang sangat bertauhid). Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan.
    28. Raja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa(Orang Islam yang sangat menghormati leluhurnya dan menyatu dengan ajaran tradisi Jawa (kawruh Jawa)). Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia.
    29. Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali.
    [sunting] Isi Ramalan
    1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
    2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
    3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
    4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
    5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
    6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
    7. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
    8. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
    9. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
    10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
    11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
    12. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
    13. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
    14. Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
    15. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
    16. Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
    17. Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
    18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
    19. Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
    20. Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
    21. Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
    22. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
    23. Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
    24. Nantang bapa--- Menantang ayah.
    25. Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
    26. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
    27. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
    28. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
    29. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
    30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
    31. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
    32. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
    33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
    34. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
    35. Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
    36. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
    37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
    38. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
    39. Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
    40. Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
    41. Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
    42. Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
    43. Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
    44. Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
    45. Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
    46. Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
    47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
    48. Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
    49. Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
    50. Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
    51. Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
    52. Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
    53. Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
    54. Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
    55. Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
    56. Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
    57. Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
    58. Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
    59. Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
    60. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
    61. Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
    62. Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
    63. Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
    64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
    65. Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
    66. Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
    67. Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
    68. Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
    69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
    70. Akeh laknat--- Banyak kutukan
    71. Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
    72. Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
    73. Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
    74. Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
    75. Guru disatru---Guru dimusuhi.
    76. Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
    77. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
    78. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
    79. Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
    80. Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
    81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
    82. Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
    83. Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
    84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
    85. Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
    86. Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
    87. Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
    88. Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
    89. Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
    90. Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
    91. Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
    92. Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
    93. Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
    94. Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
    95. Akeh barang haram---Banyak barang haram.
    96. Akeh anak haram---Banyak anak haram.
    97. Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
    98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
    99. Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
    100. Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
    101. Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
    102. Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
    103. Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
    104. Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
    105. Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
    106. Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
    107. Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
    108. Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
    109. Sing wedi mati---Yang takut mati.
    110. Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
    111. Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
    112. Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
    113. Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
    114. Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
    115. Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
    116. Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
    117. Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
    118. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
    119. Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
    120. Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
    121. Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
    122. Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
    123. Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
    124. Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
    125. Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
    126. Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
    127. Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
    128. Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
    129. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan.
    130. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
    131. Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
    132. Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
    133. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
    134. Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
    135. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
    136. Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
    137. Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
    138. Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
    139. Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.
    140. Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
    141. Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
    142. Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
    143. Akeh bandha musna ora karuan lungane---Banyak harta hilang entah ke mana
    144. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
    145. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
    146. Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
    147. Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
    148. Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
    149. Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
    150. Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
    151. Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
    152. Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
    153. Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
    154. Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
    155. Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
    156. Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
    157. Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
    158. Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
    159. Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
    160. Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
    161. Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
    162. Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
    163. Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
    164. Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
    165. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
    166. Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
    167. Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
    168. Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
    169. Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.
    170. Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
    171. Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
    172. Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
    173. Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
    174. Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
    175. Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
    176. Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
    177. Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
    178. Agama ditantang---Agama ditantang.
    179. Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
    180. Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
    181. Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
    182. Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
    183. Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
    184. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
    185. Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
    186. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
    187. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
    188. Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
    189. Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
    190. Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.
    191. Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
    192. Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
    193. Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
    194. Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
    195. Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
    196. Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
    197. Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
    198. Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
    199. Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
    200. Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
    201. Buruh mangluh---Buruh menangis.
    202. Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
    203. Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
    204. Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
    205. Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
    206. Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
    207. Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
    208. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
    209. Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
    210. Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
    211. Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
    212. Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
    213. Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
    214. Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
    215. Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
    216. Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.

    Bait Terakhir Ramalan Jayabaya
    140. polahe wong Jawa kaya gabah diinteri\ endi sing bener endi sing sejati\ para tapa padha ora wani\ padha wedi ngajarake piwulang adi\ salah-salah anemani pati\
    141. banjir bandang ana ngendi-endi\ gunung njeblug tan anjarwani, tan angimpeni\ gehtinge kepathi-pati marang pandhita kang oleh pati geni\ marga wedi kapiyak wadine sapa sira sing sayekti\
    142. pancen wolak-waliking jaman\ amenangi jaman edan\ ora edan ora kumanan\ sing waras padha nggagas\ wong tani padha ditaleni\ wong dora padha ura-ura\ beja-bejane sing lali,\ isih beja kang eling lan waspadha\
    143. ratu ora netepi janji\ musna kuwasa lan prabawane\ akeh omah ndhuwur kuda\ wong padha mangan wong\ kayu gligan lan wesi hiya padha doyan\ dirasa enak kaya roti bolu\ yen wengi padha ora bisa turu\
    144. sing edan padha bisa dandan\ sing ambangkang padha bisa\ nggalang omah gedong magrong-magrong\
    145. wong dagang barang sangsaya laris, bandhane ludes\ akeh wong mati kaliren gisining panganan\ akeh wong nyekel bendha ning uriping sengsara\
    146. wong waras lan adil uripe ngenes lan kepencil\ sing ora abisa maling digethingi\ sing pinter duraka dadi kanca\ wong bener sangsaya thenger-thenger\ wong salah sangsaya bungah\ akeh bandha musna tan karuan larine\ akeh pangkat lan drajat padha minggat tan karuan sebabe\
    147. bumi sangsaya suwe sangsaya mengkeret\ sakilan bumi dipajeki\ wong wadon nganggo panganggo lanang\ iku pertandhane yen bakal nemoni\ wolak-walike zaman\
    148. akeh wong janji ora ditepati\ akeh wong nglanggar sumpahe dhewe\ manungsa padha seneng ngalap,\ tan anindakake hukuming Allah\ barang jahat diangkat-angkat\ barang suci dibenci\
    149. akeh wong ngutamakake royal\ lali kamanungsane, lali kebecikane\ lali sanak lali kadang\ akeh bapa lali anak\ akeh anak mundhung biyung\ sedulur padha cidra\ keluarga padha curiga\ kanca dadi mungsuh\ manungsa lali asale\
    150. ukuman ratu ora adil\ akeh pangkat jahat jahil\ kelakuan padha ganjil\ sing apik padha kepencil\ akarya apik manungsa isin\ luwih utama ngapusi\
    151. wanita nglamar pria\ isih bayi padha mbayi\ sing pria padha ngasorake drajate dhewe\

    Bait 152 sampai dengan 156 hilang
    157. wong golek pangan pindha gabah den interi\ sing kebat kliwat, sing kasep kepleset\ sing gedhe rame, gawe sing cilik keceklik\ sing anggak ketenggak, sing wedi padha mati\ nanging sing ngawur padha makmur\ sing ngati-ati padha sambat kepati-pati\
    158. cina alang-alang keplantrang dibandhem nggendring\ melu Jawa sing padha eling\ sing tan eling miling-miling\ mlayu-mlayu kaya maling kena tuding\ eling mulih padha manjing\ akeh wong injir, akeh centhil\ sing eman ora keduman\ sing keduman ora eman\
    159. selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun\ sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu\ bakal ana dewa ngejawantah\ apengawak manungsa\ apasurya padha bethara Kresna\ awatak Baladewa\ agegaman trisula wedha\ jinejer wolak-waliking zaman\ wong nyilih mbalekake,\ wong utang mbayar\ utang nyawa bayar nyawa\ utang wirang nyaur wirang\
    160. sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa\ ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan bener\ lawase pitung bengi,\ parak esuk bener ilange\ bethara surya njumedhul\ bebarengan sing wis mungkur prihatine manungsa kelantur-lantur\ iku tandane putra Bethara Indra wus katon\ tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa\
    161. dunungane ana sikil redi Lawu sisih wetan\ wetane bengawan banyu\ andhedukuh pindha Raden Gatotkaca\ arupa pagupon dara tundha tiga\ kaya manungsa angleledha\
    162. akeh wong dicakot lemut mati\ akeh wong dicakot semut sirna\ akeh swara aneh tanpa rupa\ bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis\ tan kasat mata, tan arupa\ sing madhegani putrane Bethara Indra\ agegaman trisula wedha\ momongane padha dadi nayaka perang\ perange tanpa bala\ sakti mandraguna tanpa aji-aji
    163. apeparap pangeraning prang\ tan pokro anggoning nyandhang\ ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang\ sing padha nyembah reca ndhaplang,\ cina eling seh seh kalih pinaringan sabda hiya gidrang-gidrang\
    164. putra kinasih swargi kang jumeneng ing gunung Lawu\ hiya yayi bethara mukti, hiya krisna, hiya herumukti\ mumpuni sakabehing laku\ nugel tanah Jawa kaping pindho\ ngerahake jin setan\ kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo\ kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda\ landhepe triniji suci\ bener, jejeg, jujur\ kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong\
    165. pendhak Sura nguntapa kumara\ kang wus katon nembus dosane\ kadhepake ngarsaning sang kuasa\ isih timur kaceluk wong tuwa\ paringane Gatotkaca sayuta\
    166. idune idu geni\ sabdane malati\ sing mbregendhul mesti mati\ ora tuwo, enom padha dene bayi\ wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada\ garis sabda ora gentalan dina,\ beja-bejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira\ tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa\ nanging inung pilih-pilih sapa\
    167. waskita pindha dewa\ bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira\ pindha lahir bareng sadina\ ora bisa diapusi marga bisa maca ati\ wasis, wegig, waskita,\ ngerti sakdurunge winarah\ bisa pirsa mbah-mbahira\ angawuningani jantraning zaman Jawa\ ngerti garise siji-sijining umat\ Tan kewran sasuruping zaman\
    168. mula den upadinen sinatriya iku\ wus tan abapa, tan bibi, lola\ awus aputus weda Jawa\ mung angandelake trisula\ landheping trisula pucuk\ gegawe pati utawa utang nyawa\ sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan\ sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda\
    169. sirik den wenehi\ ati malati bisa kesiku\ senenge anggodha anjejaluk cara nistha\ ngertiyo yen iku coba\ aja kaino\ ana beja-bejane sing den pundhuti\ ateges jantrane kaemong sira sebrayat\
    170. ing ngarsa Begawan\ dudu pandhita sinebut pandhita\ dudu dewa sinebut dewa\ kaya dene manungsa\ dudu seje daya kajawaake kanti jlentreh\ gawang-gawang terang ndrandhang\
    171. aja gumun, aja ngungun\ hiya iku putrane Bethara Indra\ kang pambayun tur isih kuwasa nundhung setan\ tumurune tirta brajamusti pisah kaya ngundhuh\ hiya siji iki kang bisa paring pituduh\ marang jarwane jangka kalaningsun\ tan kena den apusi\ marga bisa manjing jroning ati\ ana manungso kaiden ketemu\ uga ana jalma sing durung mangsane\ aja sirik aja gela\ iku dudu wektunira\ nganggo simbol ratu tanpa makutha\ mula sing menangi enggala den leluri\ aja kongsi zaman kendhata madhepa den marikelu\ beja-bejane anak putu\
    172. iki dalan kanggo sing eling lan waspada\ ing zaman kalabendu Jawa\ aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa\ cures ludhes saka braja jelma kumara\ aja-aja kleru pandhita samusana\ larinen pandhita asenjata trisula wedha\ iku hiya pinaringaning dewa\
    173. nglurug tanpa bala\ yen menang tan ngasorake liyan\ para kawula padha suka-suka\ marga adiling pangeran wus teka\ ratune nyembah kawula\ angagem trisula wedha\ para pandhita hiya padha muja\ hiya iku momongane kaki Sabdopalon\ sing wis adu wirang nanging kondhang\ genaha kacetha kanthi njingglang\ nora ana wong ngresula kurang\ hiya iku tandane kalabendu wis minger\ centi wektu jejering kalamukti\ andayani indering jagad raya\ padha asung bhekti\